Pertama kali aku
mengunjungi Pantai Bandealit adalah ketika sedang mengikuti Latihan Gabungan
Konservasi Organisasi Pecinta Alam Se-JATIM tahun 2010 lalu. Latihan Gabungan
ini sendiri dilaksanakan selama lima hari, tiga hari di UNEJ untuk materi ruang
dan dua hari di Pantai Bandealit – Taman Nasional Meru Betiri untuk praktik di
lapangan. Kami berempat memberanikan diri berangkat ke kota yang belum pernah
kami kunjungi sebelumnya, Kota Jember demi mendapatkan ilmu konservasi.
Dua hari kami mengikuti materi di UNEJ, acara berjalan
biasa saja. Waktu membuat kami semua peserta dan beberapa panitia saling
mengenal satu sama lain. Tiba hari keempat, truk menjemput kami untuk
mengantarkan kami ke Pantai Bandealit. Selama perjalanan ke Bandealit, kami
semua peserta semakin akrab, bercanda ria selama perjalanan.
Di Bandealit, kami menginap di dekat Pantai. Kami belajar
analisis vegetasi, pengamatan burung, dan analisis kualitas air disana. Kami
juga melakukan analisis sosial penduduk Desa Bandealit. Malam harinya ketika
acara bebas, kami membuat api unggun dan mengobrol bersama hingga larut.
Ditemani semilir angin dan suara ombak laut.
Di daerah Taman Nasional Meru Betiri tersebut, kami dapat
menemui bermacam-macam burung yang sudah langka, seperti elang jawa, rangkok,
cangak, dll. Satwa langka juga dapat ditemui pada waktu dan tempat tertentu.
Konon terdapat penangkaran Rusa di sekitar Bandealit, namun Rusa tersebut sudah
masuk ke hutan. Terdapat satu Rusa yang masih sering berkeliaran di Bandealit,
Rusa tersebut sudah jinak dan sangat cerdik. Sayang, selama beberapa hari di
Bandealit kami tidak menemuinya.
Rombongan Banteng itu muncul di daerah perkebunan setiap
sore untuk mencari makan. Kami semakin mendekat untuk mengamati banteng itu dan
mendapatkan fotonya. Sungguh senangnya melihat satwa-satwa langka ini langsung
di alamnya. Banteng betina berwarna cokelat sedangkan yang jantan berwarna
hitam. Dari Pak Celeng, aku baru tahu bahwa ternyata Banteng soliter (sendiri)
lebih berbahaya daripada koloni Banteng. Ini dikarenakan Banteng soliter biasanya
adalah Banteng yang dikucilkan atau diusir dari kelompoknya. Setelah puas
mengamati Banteng itu, kami melanjutkan perjalanan kembali ke tenda.
Hari kedua, kami meninggalkan Bandealit menuju UNEJ. Di
UNEJ, kami melanjutkan materi dan mengolah data pengamatan yang didapat dari
Bandealit. Setelah acara selesai, kami berempat dari Surabaya tidak langsung
pulang. Kami dan peserta lain mengunjungi Mapala yang ada di UNEJ serta Poltek
Jember. Saking banyaknya Mapala disana, sehari berputar di UNEJ untuk
mengunjungi Mapala-mapala disana tidak cukup. Selain menambah ilmu mengenai
konservasi, disana kami juga menemukan kehangatan baru Keluarga Mapala
Se-JATIM. Salam Lestari!
No comments:
Post a Comment