Monday, July 23, 2012

Teruntuk Anak Indonesia

Teruntuk semua anak Indonesia,

Hari ini, tepat tanggal 23 juli, saya ingin mengucapkan selamat kepada anak Indonesia. Selamat hari anak nasional. Dihari spesial ini saya tidak bisa memberikan kado atau hadiah apa-apa. Mengingat jumlah anak Indonesia dan yang pernah menjadi anak Indonesia amatlah banyak. Dua ratus juta jiwa, jumlah yang seharusnya cukup untuk meneruskan perjuangan bangsa. Jumlah ini bahkan 3 kali lipatnya jumlah penduduk saat pertama kali Indonesia merebut kemerdekaannya. Meskipun tanpa perayaan dan tanpa hadiah, di hari spesial ini saya tetap ingin berbagi. Ini adalah untaian kata yang terangkai dalam bait, ungkapan hati untuk anak Indonesia. Untaian kata ini adalah surat yang semoga sampai dan terbaca oleh jutaan anak Indonesia.

Anak Indonesia
Lahir dan besar di tanah Indonesia
Awal balita dalam lembar tanpa noda
Kosong, bersih, nan suci…
Belum mengerti tentang dunia
Seiring waktu yang menempa
Lalu tumbuh menjadi pemuda dan pemudi
Dalam pelukan bumi pertiwi
Membangun karakter bangsa
Padanya terselip harap akan perubahan dunia
Anak Indonesia
Taruhlah hati pada pribumi
Junjunglah tinggi Sang Saka Merah Putih
Berjuang demi nasib bangsa
Melawan kaum penindas, membela nusantara
Menjadi pahlawan bukan untuk prestise semata
Namun rela walau tanpa tanda jasa
Demi cintanya pada Indonesia
Anak Indonesia, masa depan Indonesia
Ditangannya menggenggam sejuta harapan bangsa
Dipundaknya memikul berjibun tanggung jawab tiada tara
Roda paling berharga bagi negara
Energi paling besar dalam menyulut api semangat
Melebarkan sayap Garuda
Terbang tinggi mencapai tujuan bangsa
Kalian anak Indonesia
Ada pada setiap generasi
Sepantasnya memiliki misi
Bersatu merakit anyaman strategi
Menggerakkan Indonesia dalam kendali
Tanpa melupakan proklamasi
Selalu mengingat ikrar sumpah pemuda
Berpedoman pancasila
Untuk kemudian anak Indonesia akan bangga,
ketika dengan lantang meneriakkan “Indonesia Merdeka!”
Demikian kepingan kata yang telah saya rangkai seutuhnya untuk anak Indonesia. Semoga memiliki arti.

Hormat saya,


Wednesday, May 23, 2012

Wanita dalam Lini Masa

Saya adalah wanita, Ibu saya juga seorang wanita, disekitar saya tentu juga banyak sekali kaum wanita. Banyak pria memuja wanita karena kecantikannya, namun tak sedikit pula pria yang sakit hati karena ulah wanita. Mungkin itu sebab ada lagu berlirik “wanita racun dunia”. Saya tidak ingin membahas ini, toh tak sedikit pula wanita yang sakit hati karena pria. Ini soal hati, saya tidak ingin ikut campur. Kalau soal negara, saya harus ikut campur, karena saya adalah bagian dari negara yang memiliki andil dalam maju tidaknya negara saya, Indonesia tercinta.

Suatu pepatah menyebutkan bahwa wanita adalah tiang negara, apabila wanita itu baik maka negara akan baik, dan apabila wanita itu rusak maka negara akan rusak pula. Saya sempat bertanya-tanya apa arti pepatah tersebut. Apakah benar wanita memegang peranan penting atas maju tidaknya suatu negara hingga disebut-sebut sebagai tiang negara?. Bahkan Ir Soekarno dalam Suara Indonesia Muda, 1928, mengatakan, “Ibu-ibu besar atau kecil, ibu-ibu sadar atau lalai, itulah buat sebagian berisi djawabnya soal Indonesia akan luhur atau Indonesia akan hancur.” Ini berarti wanita memang spesial, karena setiap wanita akan menjadi ibu yang melahirkan dan membesarkan anak bangsa.

Seperti era yang berubah, wanita pun banyak mengalami perubahan dalam setiap lini masanya. Jika dulu wanita hanya identik dengan dapur, maka sejak era R.A Kartini wanita mulai dikenalkan dengan dunia pendidikan. Berbagai profesi menjanjikan juga mulai marak untuk kaum wanita ini, mulai dari dokter, polwan, guru hingga pramugari. Prestasi membanggakan mulai ditorehkan oleh atlet-atlet wanita, sudah tidak mengherankan pula jika seorang wanita terpilih menjadi pemimpin. Namun dibalik fakta-fakta menggembirakan itu juga terdapat fakta menyedihkan. Banyak wanita yang memiliki pekerjaan tak layak karena faktor ekonomi yang mendesak. Tukang sampah, tukang pijit, sopir, bahkan pelacur pun dilakoninya. Diantara ribuan pekerjaan yang diusung seorang wanita, sebenarnya hanya satu lah yang menjadi kewajibannya, menjadi pendidik bagi anak-anaknya.

Ironisnya, saya melihat kenyataan yang cukup miris dikalangan wanita Indonesia terutama di jaman yang katanya modern. Di jaman yang mulai berbau kebaratan dan beraroma teknologi canggih. Ibu-ibu yang harusnya merawat dan mendidik anaknya mulai disibukkan dengan hal lain sehingga kewajiban utamanya sebagai seorang ibu perlahan terlalaikan. Ibu-ibu dari kalangan menengah rela untuk melewatkan jam yang seharusnya digunakan untuk menemani anak belajar demi menonton tayangan sinetron rendah mutu di depan TV. Bahkan tak jarang pula sang anak yang menemani ibunya untuk menonton sinetron. Hal ini tentu berpengaruh negatif pada pola pikir sang anak. Ibu-ibu dari kalangan elit terlalu berlebihan dalam memuja karir hingga tanpa ia sadari ia pun lupa pada tugas utamanya sebagai seorang ibu. Pembantu atau yang sering disebut baby sister yang ia percaya pun belum tentu bisa mendidik anak sesuai dengan harapan sang ibu. Rasa kesepian dan kurangnya kasih sayang pada sang anak ini tentu berpengaruh pada mentalnya. Ditambah penjagaan dan pengawasan yang kurang pada sang anak bisa memungkinkan sang anak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik.

Faktanya, saat ini banyak sekali kriminalitas dan krisis moralitas dilakukan oleh masyarakat kita. Perlu tindakan tegas dari pemerintah maupun pendidik terutama orang tua dalam hal ini “ibu”. Meskipun kini telah ada program 9 tahun wajib belajar di sekolah, bukan berarti peran ibu sebagai pendidik yang utama harus pudar. Meskipun kini telah marak digembor-gemborkan emansipasi wanita yang menuntut kesetaraan gender, bukan berarti peran wanita sebagai ibu boleh ditinggalkan. Bahkan surat R.A Kartini pada Prof. Anton dan Nyonya pada 4 Oktober 1902 menyatakan, “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi, karena kami yakin pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” Jadi untuk kaum wanita, carilah ilmu hingga ke negeri Cina untuk kemudian pulanglah ke negeri dimana anakmu membutuhkan asuhan dan kasih sayangmu.

Akhir kata, saya akan mengacungkan kedua jempol saya untuk para wanita hebat, wanita-wanita yang mampu meraih impiannya tanpa menyalahi kodratnya sebagai seorang wanita, wanita-wanita yang sanggup menjalani karirnya tanpa meninggalkan perannya sebagai istri dan ibu. Namun bukan berarti seorang wanita yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga saja adalah biasa. Setiap ibu adalah luar biasa. Setiap ibu telah banyak melakukan pengorbanan demi anaknya, selama masih dikandungan hingga menjadi seorang anak yang sukses. Maka baru setelah menyadari ini saya begitu menghormati para ibu rumah tangga yang berhasil mengantar anak-anaknya menjadi generasi hebat untuk keluhuran bangsanya. Mungkin itulah mengapa surga ada di telapak kaki ibu. Dan suatu saat saya akan menjadi ibu. Seorang ibu yang memiliki peran utama yang sama di setiap lini masanya. Melahirkan, menjaga, merawat, dan mendidik anak-anaknya.

Wednesday, April 18, 2012

Kutitipkan Cintaku kepada Langit

Lihatlah ke atas
Disana ada awan yang cerah namun menggelap di kala mendung
Ada pelangi yang berwarna-warni membentuk senyum dipipi
Mentari yang terus bersinar dengan cahaya benderang
Bintang-bintang yang berpijar tanpa kompromi
Dan rembulan yang memberi cahaya keteduhan dikala malam

Lihatlah lebih ke atas lagi
Ada langit biru walaupun menggelap ketika malam
Tingginya tak sanggup direngkuh
Namun Aku ingin menitipkan cinta kepadanya
Meskipun tangan tak sanggup menyentuhnya
Mata akan mampu selalu melihatnya
Dan hujan akan sampai ke pelupuk hatimu
Dikala Aku mulai tak sanggup menahan rindu

Hujan akan membawa kabar dari langit ke bumi
Dari Aku untuk Kamu
Dan dari Kamu untuk Aku

Teruslah memandang langit untukku
Secerah maupun semuram apapun keadaan langit

Tetaplah Kau berikan hatimu untukku
Seputih ataupun sehitam apapun kulitku
Seputih ataupun sehitam apapun rambutku
Karena cintaku untukmu tidak melihat warna
Aku mencintaimu

Thursday, March 22, 2012

Manakala Seseorang Tergila-gila oleh Harta, Tahta, dan Cinta

Kalian pasti sering mendengar untaian kalimat-kaliamat pemberi semangat ini :
Sukses adalah mana kala seseorang meraih empat TA, diatas rata-rata orang lain dengan cara yang sehat. Apa itu empat TA?
Ta yg pertama HARTA
Ta yg kedua TAHTA
Ta yg ketiga CINTA
Ta yg keempat KATA

Aku tidak sepenuhnya sepakat dengan kaliamat-kaliamat itu. Tentu setiap orang berhak mengemukakan  pendapat dan pola pikirnya sendiri.

Manakala Harta dan Tahta bukanlah tujuan hidupku, maka Aku tak perlu meraihnya untuk bisa dikatakan Sukses..

Ketika Aku telah berhasil mencapai tujuanku, maka dengan sendirinya Aku akan merasa bahwa Harta, Tahta, Cinta, dan Kata yang kumiliki saat ini adalah lebih dari cukup…

Kenyataannya manusia sekarang selalu merasa kurang, kurang dan kurang…
Padahal ketika Kita telah berusaha, kemudian berdo’a, menerima apapun hasilnya dan menyerahkan semua kepada Tuhan adalah hal yang paling menenangkan hati

Dan bagaimana menurut Kalian?

Wednesday, March 21, 2012

Mengurangi Sampah Bagian dari Investasi

Sampah di Surabaya : Doc. PLH SIKLUS ITS

Anda pernah menyesal ketika membeli nasi bungkus? ketika membeli air mineral? atau ketika menerima kantong plastik di supermarket-supermarket langganan Anda? Jika tidak, mari Kita cermati fakta-fakta berikut ini :

1. Menurut data KLH, pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000. Lebih lanjut diperkirakan timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang tiap hari di Indonesia mencapai 2,1 kg.

2. Dari 0,8 kg sampah/hari, 15 persennya adalah sampah plastik. Dengan asumsi ada sekitar 220 juta penduduk di Indonesia, maka sampah plastik yang tertimbun mencapai 26.500 ton per hari; sedangkan jumlah timbunan sampah nasional diperkirakan mencapai 176.000 ton per hari.

3. Wawan Some, aktivis lingkungan di Surabaya mengungkapkan bahwa data tahun 2006 sampah plastik di Surabaya ada 960.000 ton per tahun. Produksi dan konsumsi air kemasan dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2011 produk konsumsi air kemasan bisa mencapai 17 milyar liter. Itu akan membutuhkan botol plastik sampai 500.000 ton per tahun. Nah tahun 2012 ini asosiasi produsen air kemasan itu produksinya mereka akan mencapai 19 milyar liter, padahal Kita tahu botol plastik air kemasan itu kan botol yang sekali pakai.

4. Berdasarkan data dari BPS tahun 2004, dari total timbunan sampah yang terangkut dan di buang di Tempat Pembuangan akhir (TPA) berjumlah sekitar 41,28 %, di bakar 35,59 %, dikubur 7,97 %, di buang sembarangan (ke sungai, saluran, jalan, dsb) 14,01 % dan yang terolah (di kompos dan didaur ulang) hanya 1,15 %.

Masih kurang? Baca lagi fakta berikut ini :

1. Sampah menghasilkan gas metana (CH4) dengan komposisi rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Metana sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2. Gas metana berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,3 derajat Celsius per tahun. Ternyata sampah yang selama ini Kita kira hanya menimbulkan dampak pemanasan global jika dibakar tidak 100% benar. Sampah yang tidak dibiarkan begitu saja juga menyumbang kontribusi dalam mempercepat pemanasan global.

2. Untuk memproduksi 1 ton kertas, dibutuhkan 3 ton kayu dan 98 ton bahan baku lainnya.

3. Harga air isi ulang, satu galon air minum isi ulang 19 liter dapat Kita beli dengan harga berkisar antara Rp. 9000,00 hingga Rp. 11.000,00. Dengan harga Rp. 11000,00 (harga maksimal) pergalon (19 liter) berarti per-ml harga air isi ulang hanya Rp. 0,58 (Rp. 11.000 : 19 liter : 1000 ml). Harga air isi ulang yang hanya Rp. 0,58 per-mililiter ini Kita asumsikan sebagai harga air minum. Dengan harga air yang Rp. 0,58 /ml berarti saat Kita membeli air minum dalam kemasan ukuran gelas (240 ml) seharga Rp. 500,00 air yang Kita minum hanya seharga Rp. 138,95. Selisihnya, Rp. 361,05 Kita gunakan untuk membeli kemasan gelasnya.

Saya yakin, setiap orang atau mungkin semua orang pada umumnya telah mengetahui bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh sampah. Tapi tak sedikit dari Mereka masih belum memiliki usaha atau sekedar niatan untuk mengurangi sampah Kita. Kita harus menyesal ketika harus menerima kantung plastik dari si penjual, memakan dengan nasi berbungkuskan kertas, atau membeli air mineral dengan botol plastik yang kesemuanya itu akan berakhir dengan sampah. Selain menyelamatkan lingkungan, Kita juga akan sedikit berhemat dalam keuangan.

Berikut tips berhemat ala pencinta lingkungan :

1. Membawa tas belanja atau keranjang yang tidak sekali pakai setiap kali akan berbelanja, dan menolak penjual memberikan plastik. Atau bagi penjual, menerapkan sistem penjualan tanpa plastik, dan menyuruh si pembeli memberikan uang tambahan jika meminta plastik.

2. Selalu membawa air minum isi ulang dari rumah sehingga tidak perlu membeli minuman air mineral di luar.

3. Ketika ingin membeli nasi, gorengan, atau jajanan apapun di luar, sediakan wadah makan sendiri dari rumah. Ini akan mengurangi sampah Anda.

4. Jika mengadakan acara seperti pesta pernikahan, seminar, dll hindari pemakaian air kemasan ataubungkus makanan dari kertas/plastik. Lebih baik gunakan sistem prasmanan dengan disediakan gelas dan piring. Dengan begitu acara Anda akan ramah lingkungan.


5. Jika semuanya sudah Anda lakukan, namun masih saja ada sampah di rumah, maka lakukan pemilahan sampah. Sediakan 3 tempat sampah di rumah Anda. satu untuk sampah plastik/botol, satu untuk sampah kertas, dan satu lagi untuk sampah residu (sampah yang tidak bisa didaur ulang).  Sampah plastik, botol atau kertas bisa Anda jual atau di daur ulang, sedangkan sampah residu di buang ke TPA lewat petugas sampah setempat. Untuk sampah-sampah dapur (makanan) dan dedaunan bisa Anda olah menjadi kompos. Ini  akan mengurangi jumlah sampah yang berakhir ke TPA

6. Sampah-sampah berbahaya seperti baterai (B3) dan sampah-sampah elektronik ada baiknya dipisahkan dan dijual ke pusat pengolahan B3 terdekat di Kota Anda.

7. Banyak sumber informasi bertebaran entah di internet maupun media massa. Anda bisa mencari informasi lain mengenai ini dengan mudah. Bisa juga sharing atau berbagi informasi dengan komunitas, atau teman-teman Anda.

Terimakasih, semoga bermanfaat :)

Friday, February 24, 2012

Sungai Bukan TPS dan Laut Bukan TPA - Pantai Timur Surabaya

Hal menyenangkan ketika Kita masih bisa menikmati pemandangan alam di Kota Surabaya, Kota yang terkenal panas karena banyaknya kendaraan dan pemukiman. Pemandangan alam tersebut dapat Kita jumpai di hutan mangrove dan di Pantai Timur Surabaya atau biasa disebut Pantai Kenjeran. Pantai Kenjeran memang sangat terkenal. Namun ketenaran tersebut tidaklah membuat warga Surabaya bangga bahkan ada saja yang tidak mengakuinya sebagai Pantai. Bagaimana tidak, pesisir yang masih menjadi sumber mata pencaharian para nelayan tersebut kini sudah dalam kondisi yang tidak bisa di toleransi. Kumuh, tercemar, keruh, dan kata-kata semacam itulah yang melekat sebagai image Pantai Kenjeran di mata pengunjung.

Kondisi Pantai Kenjeran yang membuat orang malas mengunjungi Pantai tersebut tanpa disadari merupakan ulah dari manusia sendiri. Pernah Saya berjalan-jalan di hutan mangrove, salah satu hutan yang tersisa di Surabaya, tepatnya terletak di pinggiran Pantai Timur Surabaya. Jika ada yang tidak tahu definisi hutan mangrove, ia adalah hutan yang vegetasinya berupa tumbuhan pantai yang mampu hidup di daerah pasang surut atau daerah berlumpur dan bersalinitas tinggi, hutan ini sebagai sabuk hijau di Pantai yang memiliki banyak fungsi ekologis terutama untuk mencegah abrasi laut. Kembali ke topik, ketika mengunjungi kawasan hutan mangrove, ada sedikit kekecewaan yang terlintas di pikiran Saya. Hutan yang merupakan tempat asuhan atau mencari makan dan berkembang biak bagi berbagi biota seperti kepiting, udang, kerang, dll itu berbau sangat menyengat dikarenakan banyaknya sampah yang menumpuk. Beberapa sampah plastik menyangkut di akar-akar mangrove tersebut dan ada pula sampah yang sudah rata dengan lumpur. Mereka yang tidak menahu mungkin bertanya-tanya, Siapa yang dengan tega membuang sampah di tempat ini? Apakah Mereka, warga yang tinggal di perkampungan sekitar hutan mangrove ini, atau Mereka pengunjung yang sering lewat di daerah ini? Eiits, jangan asal tuduh, Kita pikir dengan logika dahulu.

132894759174458657Hutan mangrove penuh sampah

Jumlah penduduk di Surabaya yang semakin padat menyebabkan konsumsi juga meningkat, sampah yang dihasilkan pun meningkat. Dari sekian banyak jumlah penduduk, hanya sedikit saja yang sadar dan tahu cara menjaga lingkungan. Mereka yang tidak sadar atau tidak tahu, membuang sampah seenaknya, di jalan-jalan atau di got depan rumah. Perhatikan saja di got-got atau kali Surabaya saat ini, Saya juga heran kenapa masih saja ada orang memancing ikan di got atau kali yang sangat kotor dan bau itu. Sampah dari got atau kali tersebut kemudian mengalir ke sungai dan terus bermuara ke laut. Selain itu, penduduk yang bermukim di pinggiran sungai, beberapa diantara mereka membuang sampah begitu saja ke sungai. Mereka menganggap air sungai mampu menghanyutkan begitu saja sampah mereka seperti melenyapkan sebuah masalah. Mereka tidak mengira masalah baru yang akan muncul disebabkan oleh ulahnya. Nah, sebelum sampai laut, sampah tersebut disaring oleh hutan mangrove yang letaknya dipinggiran pantai. Sebagian sampah tersebut masuk begitu saja ke laut dan sebagian lagi nyangkut di hutan mangrove. Sampah yang berhasil lolos ke laut bukan berarti golongan sampah yang hebat karena tidak membuat masalah. Lihat saja beberapa pemberitaan di internet, hewan-hewan laut yang terganggu kehidupannya akibat sampah-sampah tersebut. Padahal Kita harusnya sadar benar bahwa Sungai bukanlah tempat pembuangan sampah sementara dan laut bukanlah tempat pembuangan sampah akhir. Bagaimana jika kalian diposisikan seperti hewan laut tersebut? Bagaimana jika habitat atau rumah kalian dilempari oleh sampah-sampah dan memaksa anak kalian untuk memakan sampah-sampah itu?

13289479471517540112Sampah yang mencemari Laut Kenjeran

Tidak cukup hanya sampah padat yang memenuhi Pantai Timur Surabaya beserta lautnya. Beberapa industri yang tidak bertanggung jawab membuang limbah mereka di laut tanpa di olah terlebih dahulu. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kandungan logam berat di laut. Bahkan pada beberapa penelitian, kandungan logam berat tersebut juga mencemari gizi dari hewan-hewan laut yang menjadi santapan masyarakat Surabaya. Logam berat yang mulanya berasal dari limbah cair bercampur dengan air laut dan masuk dalam metabolisme hewan laut. Manusia membutuhkan hewan laut untuk pemenuhan gizi sehari-hari. Tanpa Mereka sadari hewan laut yang mereka makan telah mengandung logam berat. Logam berat tidak bisa tercerna dalam sistem metabolisme, sehingga logam berat tersebut akan tertimbun juga ke dalam tubuh manusia pemakan hewan laut itu. Setelah dalam jumlah tertentu akumulasi logam berat dalam tubuh bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, penyakit perut, hingga kanker yang menyebabkan kematian.

Kita warga yang tinggal di Surabaya seharusnya tidak diam saja bahkan mengolok-olok melihat fakta itu. Pantai, Sungai, Laut adalah salah satu alam ciptaan-Nya, di dalamnya terdapat banyak kehidupan, kehidupan yang juga diperuntukkan untuk Kita, untuk anak cucu Kita, maka janganlah pernah sekali-kali menghina Pantai Timur Surabaya, justru Kita harus memperbaiki dan melindunginya, demi kesejahteraan bersama. Kita harus bersyukur masih ada laut di Surabaya yang menghasilkan banyak ikan. Sekarang yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar Pantai Timur Surabaya bebas dari image buruk karena kondisinya yang tercemar itu? Perubahan itu harus ada, perubahan menuju ke arah yang lebih baik dan Kita harus menjadi bagian dari perubahan itu. Kita harus mencari cara, mulai dari bagaimana cara menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, bagaimana cara pemilahan dan pengolahan sampah yang benar, bagaimana cara mengurangi tingkat konsumsi yang menyebabkan sampah, mengkritisi kebijakan pemerintah yang dianggap kurang benar atau tidak berjalan, mengkritisi ulah perusahaan yang kurang ramah terhadap lingkungan, bagaimana cara mensejahterakan masyarakat tanpa merusak lingkungan, dll. Jika Kita tidak bisa berbuat banyak, cukuplah dimulai dari diri sendiri, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Akhir kata, ada sebuah kalimat yang lumayan sering Saya dengar “Jika tidak bisa memperbaiki, maka janganlah Kalian merusak.” Tetap semangat berjuang untuk lingkungan dan untuk kesejahteraan masyarakat sekarang maupun masyarakat masa depan. Keep Smile :)

Sunday, February 19, 2012

Adalah Waktu

Kau pernah mengirimiku sebuah pesan singkat
Sangat singkat hingga Aku  tak tahu bagaimana membalasnya
Kau bilang Kau tidak mengerti Aku
Seharusnya waktu itu Aku berbalik dan bertanya
Karena Aku pun tak mengerti apa maksud pesan singkatmu itu
Aku pun tak mengerti Kamu
Dan Aku lebih tak mengerti lagi
Kenapa Kau tak berusaha agar mengerti Aku?
Ataukah Aku salah, karena Aku juga tak mengerti Kamu?
Entahlah, Kini hanya waktu yang bisa menjawabnya
Maafkan Aku yang tak bisa percaya padamu
Meskipun Kau baik, Kau pintar, Kau punya akal
Tapi manusia pun punya kelemahan bukan?
Dan manusia bisa berubah bukan?
Bisa jadi perasaanmu padaku juga akan berubah
Atau sebaliknya perasaanku padamu yang akan berubah
Satu-satunya yang bisa dipercaya saat ini
adalah waktu . . .

Sunday, January 29, 2012

Hijau dengan atau Tanpa Daun

Hijau...

Hijau itu... menarik
Hijau itu... menyejukkan
Melihat hijau... seperti melihat kehidupan
Melihat hijau... merasa damai
Aku suka hijau

Baju hijau
Celana hijau
Tas hijau
Sepatu hijau
Semua hijau
Tapi bukan lemper

Tembok hijau
Lantai hijau
Sepeda hijau
Kasur hijau
Semua hijau
Tapi bukan lumutan

Hanya saja hijau itu... warna favorit

Sawah hijau
Taman hijau
Hutan hijau
Bukit hijau
Hijau dengan atau tanpa daun

Aku suka :)

Saturday, January 14, 2012

Cintaku Apa Adanya

Kau…
Kau kirimkan isyarat cinta pada hatiku yang sepi
Kau cairkan hatiku yang beku
Kau jelajahi hatiku yang kosong
Kau bagai penjajah di lubuk hatiku
Masuk menyelinap kemudian bersemedi mengisi ruang-ruang kosong hatiku

Bayangmu slalu menghias memori dalam celah di otakku
Namun ragamu serasa begitu jauh
Kau ciptakan batas yang tak bisa kusentuh
Hanya bayangmu yang kerap kali menyapa

Aku takut kehilanganmu sayang
Aku takut perpisahan itu tiba sebelum Kita bersatu
Aku takut kehilangan bayangmu, ragamu, dan hatimu
Namun kusadari, tak seharusnya rasa takut itu ada
Karena Kau bukanlah milikku sayang
Kita adalah milik-Nya, milik sang pencipta

Di atas bumi dan di bawah langit
Aku ingin mengucap sebuah janji
Aku ingin mencintaimu karena-Nya
Aku ingin mencintaimu dengan tulus, ikhlas, dan apa adanya

Maka biarlah rasa ini mengalir begitu saja
Tanpa ada rasa takut, ragu, atau cemas
Kupercayakan Tuhan slalu menjagamu
Kupercayakan jalan itu tetaplah indah