Sunday, April 10, 2011

Berkenalan dengan Batuan Cadas di Lembah Kera

Lembah Kera terletak di Dusun Dempok, Gampingan Kab. Malang, Jawa Timur. Tempat ini merupakan tempat favorit bagi pemanjat untuk menguji keahliannya dalam menaklukkan ketinggian tebing. Aku pun tertarik untuk mencobanya, berkenalan dengan batuan cadas di tebing itu setelah sebelumnya Aku sama sekali belum pernah merasakan pemanjatan di tebing. Biasanya Aku hanya memanjat dinding di kampusku.
  
Perjalanan menuju Lembah Kera Aku berangkat bersama teman-teman seperjuanganku, Kami akan mengukur kemampuan masing-masing di tebing itu. Untuk mencapai tebing, Kami harus berjalan sekitar setengah jam lebih dari sebuah gang kecil di pedesaan. Kami berangkat dengan jalan kaki, sementara motor dititipkan di pos pemanjat.
    
Persiapan dan Pemanasan sebelum memanjat tebing Sesampainya di lokasi pemanjatan, kami memasang tenda untuk bermalam dan meletakkan barang bawaan. Kami segera bersiap-siap dan melakukan pemanasan untuk melemaskan otot-otot. Ini baru pertama kalinya Aku akan memanjat tebing.

Salah satu jalur pemanjatan

Di Lembah Kera ini terdapat beberapa jalur pemanjatan berdasarkan tingkat kesulitannya. Jalur ini dibuat oleh FPTI JATIM, sebuah forum panjat se-Indonesia. Jalur-jalur itu diberi nama yang agak menggelitik bagiku. Berikut beberapa nama jalur panjat di Lembah Kera, Pipa, Blood Stone, Gong Setan, No Cry, No Women, No Marcy, dll.
Mencengkeram bebatuan di tebing Lembah Kera

Setelah pemanasan, kami mulai memanjat secara bergantian. Ada Mas Ijank dan Mas Brainca yang sudah mahir dalam hal pemanjatan diantara kami. Ada juga Febri, dia pemula namun lumayan mahir dan bisa menaklukkan tebing itu. Ana Yuni dan Sari, dia cukup kuat dan mampu mengangkat badannya hingga ketinggian beberapa meter.

Namun Aku dan teman-teman yang lain, sama sekali tidak dapat mengangkat badan satu meter pun. Aku sudah siap dengan segala pengaman lalu berseru "Belay ON". "ON Belay!!" Mas Ijank menjawabku pertanda ia sudah siap mengendalikan tali pengamanku, pertanda Aku bisa segera memanjat. Namun kakiku tetap menginjak tanah, itu berlanjut selama beberapa menit. Aku menyerah. Sungguh berat rasanya.

Dibandingkan dengan tebing dengan batu-batu cadasnya, ternyata panjat dinding dengan poinpoin pengganti batu cadas tidak ada apa-apanya. Alhasil, Aku hanya dapat memanjat jalur yang dinamai "Ibu-ibu PKK" karena tingkat kesulitannya yang rendah dan mudah dipanjat bahkan tanpa pengaman :).

Tapi kalian tidak usah takut. Karena banyak teman-teman pemanjat lain yang super canggih mampu memanjat hingga top. Aku memang payah, Aku tak ahli dalam bidang panjat tebing, namun Aku pasti ahli dibidang yang lain :).

Sedang bilay pemanjatan